Pages

Friday, June 29, 2012

DUA KIAT (TIP) SAJA CUKUP UNTUK SELAMATKAN DIRI KITA DUNIA AKHIRAT


SEMUA manusia ingin keselamatan. Karenanya di mana-mana dipancang slogan “Safety is our Priority”. Dalam slogan lain kadang berbunyi ” Safety First”.

Apapun semua ungkapan itu intinya sama, menyerukan keselamatan. Namun ingat bahwa hakikat keselamatan sebenarnya bukan selamat di dunia. Sebab dunia dirancang bukan untuk menjadi tempat selamanya. Karenanya, sehebat apapun manusia memproteksi dirinya, ujung-ujungnya ia pasti mati. Oleh karena itu setiap kita berbicara tentang keselamatan, sebenarnya itu maksudnya bukan sekadar selamat di dunia, tetapi juga di akhirat. Apa saja yang harus kita lakukan supaya kita selamat di dunia dan akhirat:

══════════════════════════
PERTAMA, UTAMAKAN ALLAH
══════════════════════════

Allah Pencipta manusia dan pencipta segala makhluk di alam semesta. Dialah Pemilik langit dan bumi. Pun Dialah yang mengurus dan menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup di muka bumi. Lebih dari itu Dialah yang memiliki dunia dan akhirat. Semua manusia kelak akan kembali kepadaNya. Maka sungguh bahagia manusia yang selama hidup di dunia mematuhi aturanNya, di mana ia kelak setelah kembali kepadaNya, membawa amal-amal yang disukaiNya.

Sebaliknya sungguh celaka manusia yang lalai. Diberi kesempatan hidup sekali malah disia-siakan. Segala kesempatan itu hanya diisi dengan dosa-dosa dan kesia-siaan. Bayangkan bagaimana penderitaan manusia semacam ini, di saat kelak menghadap Allah, dengan dosa-dosa dan perbuatan yang paling Allah benci.

Bayangkan jika anda sedang menghadap bos anda dengan membawa laporan kerja yang isinya kegiatan sia-sia atau merusak perusahaan. Padahal anda telah mendapatkan fasilitas lengkap dari bos Anda. Namun semua fasilitas itu anda gunakan bukan untuk melakukan tugas-tugas kantor (pejabat) anda. Melainkan justru digunakan untuk merusak program perusahaan itu sendiri. Apa yang anda bayangkan tentang ancaman yang akan ditimpakan bos anda kepada anda? Lalu bayangkan jika ini terjadi di hadapan Allah yang Mahatahu. Kalau kepada bos anda, mungkin anda masih bisa berbohong, tetapi kepada Allah, anda tidak mungkin bisa berbasa-basi, atau bersembunyi atau berpura-pura.

══════════════════════════
KEDUA, CONTOHI RASULULLAH
══════════════════════════

Untuk mentaati Allah butuh contoh. Dan contoh terbaik adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karenanya predikat yang Allah berikan kepada Rasulullah adalah sebagai hamba. Dari kepribadian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam minimal ada dua hal penting untuk kita tiru:

✔ (1) Tiru Cara Ibadahnya kepada Allah

✔ (2) Tiru Akhlaqnya yang mulia

Dalam hal ibadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat sungguh-sungguh. Maksudnya ibadah ritual. Setiap datang waktu shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam segera ke masjid. Bahkan pernah suatu hari bersabda bahwa beliau akan membakar rumah seseorang yang tidak mau melaksanakan shalat di masjid. Tidak hanya shalat yang wajib, melainkan juga shalat-shalat sunnah.

Bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam, seringkali berdiri terlalu lama karena membaca surah yang panjang sampai bengkak kakinya. Lidahnya tidak pernah kering dari dzikir. Setiap hari selalu mengucapkan istighfar minimal tujuh puluh kali, dalam riwayat lain seratus kali. Tidak hanya shalat, puasa juga demikian. Dalam banyak hadits, selalu kita temukan contoh-contoh puasa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak saja puasa wajib melainkan juga puasa sunnah.

Adapun dalam segi akhlaq, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh yang paling baik. Allah swt telah memuji akhlaqnya dalam surat Al Qalam: ayat 4, Allah berfirman:

♥ ♥ ♥ ♥ “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Ini pujian bukan ucapan manusia. Seandainya yang mengucapkan manusia, mungkin kita bisa menyangkalnya, sebab boleh jadi pujian itu datang karena kepentingan tertentu atau ada tujuan-tujuan subjektif tersembunyi. Namun pujian itu datang dari Allah yang Maha objektif. Allah maha tahu. Maka tidak ada dalam pujian itu yang ditutup-tutupi.

Itu pujian paling mewakili hakikat kepribadian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan benar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berakhlaq mulia. Bagi istrinya beliau adalah suami terbaik. Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyakiti istrinya, pun tidak pernah memukul benda.

✔ Kepada anak dan cucunya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh ayah yang baik. Seringkali dikisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menyempatkan diri bermain dengan cucunya Hasan-Husein.

✔ Kepada sahabat-sahabatnya Rasulullah adalah guru sekaligus sahabat yang baik. Begitu hijrah ke Madinah, beliau segera bangun persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar.

✔ Kepada non Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melindungi mereka, memberikan hak-hak mereka, tidak ada seorang pun yang dizhalimi, pun tidak satu tempat ibadah pun milik mereka yang dirusak apalagi dihancurkan.

══════════════════════════
KETIGA, SELAMATKAN KEMANUSIAAN
══════════════════════════

Islam diturunkan untuk keselamatan manusia. Tidak ada dalam ajaran Islam satu ayat atau satu hadits pun yang mengajarkan kezhaliman terhadap kemanusiaan. Dalam perang pun tuntunan Islam sangat jelas. Yang boleh dilawan hanya yang menyerang saja. Sementara anak-anak dan kaum wanita serta para rahib yang sedang beribadah tidak boleh disakiti apalagi dibunuh.

Segala yang merusak kemanusiaan diharamkan. Khamer diharamkan karena merusak akal. Zina haram karena merusak nasab dan harga diri. Riba diharamkan karena merusak harta, dan di dalamnya ada kezhaliman dan seterusnya.

Ajaran ibadah ritual dalam Islam, semua bertujuan agar jiwa manusia hidup. Bahwa manusia tidak cukup hanya hidup dengan fisiknya saja. Manusia harus hidup fisik dan jiwanya. Karenanya Allah bekalkan iman.

Maka sungguh tidak akan selamat manusia yang mati jiwanya. Inilah makna ayat: qad aflaha man zakkahaa wa qad khaaba mandassaahaa (QS 91:9-10).

Perhatikan apa yang di alami manusia-manusia kafir. Mereka meronta-ronta jiwanya. Sekalipun segala kesenangan dunia dimudahkan tetapi mereka masih saja merasakan dalam dirinya ada sesuatu yang hilang. Karenanya mereka lari ke tempat-tempat maksiat. Itupun tidak cukup, mereka di saat yang sama harus mabuk, untuk menghindari ketercekaman jiwa. Namun semua itu bukan jawaban. Sebab jawabannya hanya iman yang jujur.

Lebih jauh, ajaran membantu fakir miskin, menyenangkan anak yatim, menjenguk orang sakit, membantu yang lemah, menghormati yang lebih tua, mengabdi kepada kedua orang tua, itu semua sangat tegas dalam Al Qur’an dan As sunnah.

Maka seorang muslim tidak cukup hanya baik secara ibadah ritual melainkan lebih dari itu harus juga baik secara sosial. Tetapi maksudnya bukan seperti yang dikatakan sebagian orang: bahwa yang penting baik sosialnya kepada orang lain, sekalipun tidak patuh dalam ibadah ritualnya.

Tidak, tidak demikian pengertian dalam hal ini. Islam mengajarkan keseimbangan: keseimbangan antara jasmani dan rohani, keseimbangan antara ritual dan sosial, pun keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bishsawab.

Dakwatuna.com


SUMBER: facebook; Bicara Hidayah.

Sunday, June 24, 2012

ABCD tarbiyah


ABCD tarbiyah…Apa hakikat tarbiyah… ?
Tarbiyah ialah proses yang memberi pengaruh  dan kesan secara berterusan untuk membentuk perubahan pada tingkah laku. Ia merupakan proses pembinaan keimanan, emosi, akhlak, harokah untuk membina Super Muslim Robbaniy. Dengan kata yang paling ringkas tarbiyah adalah proses merubah manusia dari kognitif kepada tingkah laku kekal berdasarkan manhaj dan wasilah tertentu untuk mencapai objektif pembinaan peribadi  muslim  yang menjadi batu bata kepada binaan Islam.
Ya ..Tarbiyah untuk membina Super Muslim Robbani
Bagaiman Peribadi Super Muslim  Robbaniy ?
Super  Muslim Robbaniy itu ialah :
  • Manusia yang benar dan ikhlas kepada Allah dalam segala tindakannya.
  • Manusia yang dekat dan tunduk serta khusyuk kepada Allah.
  • Manusia yang sentiasa beribadah dan banyak berzikir mengingati Allah
  • Manusia yang zuhud di dunia dan mencari segala apa yang mendapat keredhaan Allah.
  • Manusia da’ie [pendakwah] yang menyeru ke jalan Alllah dan berusaha memenangkan agama Allah.

Di mana titik kejayaan tarbiyah ?
Titik kejayaan tarbiyah apabila berlaku perubahan kepada individu kepada satu perubahan yang positif dan beransur-ansur sehingga menjadikan individu tadi seorang yang bersungguh-sungguh berada di atas jalan menuju Allah, dia bergerak atas sifat zatiahnya [memiliki jatidiri] untuk melalui jalan orang-orang yang Robbaniy . Manakala jamaah berperanan sebagai lingkungan yang membantu dan menyokong kepada mencapai objektif tersebut. Maka akan lahirlah Super Muslim Robbaniy .
Apakah Indikator paling penting kejayaan tarbiyah ?
Indikator kejayaan tarbiyah apabila berjaya mencapai atau membentuk sifat ‘ZATIAH’ atau ‘KESEDARAN KENDIRI’ di dalam peribadi mutarobbi. Sifat ‘Zatiah’ atau ‘Kesedaran Kendiri’ yang menjadikan individu tadi berusaha mengejar segala yang bernilai di sisi Allah dan mencari habuan akhirat. Itulah ciri Super Muslim Robbaniy yang kita inginkan.
Sifat ‘Zatiah’ inilah terbina pada peribadi  super seperti sahabat nabi yang bernama Harithah. Harithah ketika beliau ditanya oleh Rasulullah SAW : Bagaimana kamu pagi ini ?  Jawab Harithah : “ aku pagi ini di dalam keadaan menjadi seorang mukmin yang sebenarnya. Kemudian nabi memberikan respon : “setiap kata-kata ada hakikatnya, maka apakah hakikat iman kamu ?”. Jawan Harithah : “  Jiwaku berlepas dari mainan dunia , lalu aku merasa kehausan di siang hari , berjaga di waktu malam seolah-olah aku berada nyata di bawah arasyh Allah , dan seolah-olah juga aku menjadi penghuni syurga yang merasai kelazatan nikmatnya di dalam syurga , dan juga merasa seolaha-olah aku adalah penghuni neraka yang merasai azabnya. Jawab baginda SAW : “kamu telah merasainya, maka beriltizamlah  kerana  seorang mukmin itu ialah apabila Allah telah menerangi hatinya..”
Sifat Zatiah ini akan menjadikan peribadi mutarobbi tadi menjadi super da’ie  yang proaktif dan dinamik, beramal dan berdakwah tanpa perlu menunggu taujih dari murobbi. Dia bingkas, tangkas dan pantas melaksanakan tugas dakwah, memikul risalah hasil dari kesedaran dalaman yang tinggi semata-mata mengharap keredhaan Allah. Kuasa dorongannya adalah iman yang bertindak sebagai motor. Kuasa dalaman ini bergerak atas dorongan meraih habuan akhirat..berjalan menuju ke syurga Allah.
Kalau begitu..bagaimana mencapai perkara tersebut ?
Usaha Murobbi yang bersungguh-sungguh. Sejauh mana kemampuan murobbi  membina sifat hubbul intima’ [rasa dan minat intima’] di dalam jiwa mutarobbi terutama di peringkat awal tarbiyah khususnya kepada para pemuda. Kejayaan tarbiyah apabila berjaya menanam sifat hubbul intima’ yang tinggi kepada mereka. Penilaian kejayaan bukan diukur pada penglibatan atau aktivisme mereka semata-mata.  Penilaian perlu diukur sejauh mana akh tadi berjaya ditingkatkan kualiti hubungannya dengan Allah, sejauh mana tercapai muwasofat peribadi robbaniy pada dirinya?.
Apa masalah kita di dalam tarbiyah ?
Masalah kita di dalam tarbiyah berkisar pada dua perkara ini .
  1. Kita terlalu menekankan aspek pengurusan, teknikal dan formaliti. Kita lupa menekankan aspek terpenting dan bersifat asasi untuk mencapai objektif pembinaan atau tarbiyah iaitu perubahan positif di dalam peribadi dan tingkah laku mutarobbi seheringga terbina peribadi robbaniy yang memiliki zatiah da’iyah. Kejayaan tarbiyah apabila kita berjaya memperkukahkan asas ini, membajai prinsip ini, berpegang kepada matlamat tarbiyah dan risalah dakwah.
  2. Bercampur aduk di dalam memahami dua perkara iaitu matlamat dan wasilah tarbiyah. Sebahagian murobbi menyangka bahawa tarbiyah akan sempurna bila dia melaksanakan semua aktiviti atau acara tarbiyah lalu dia lupa untuk memahami bahawa wasilah adalah wahana untuk mencapai matlamat yang ditetapkan iaitu membina “Peribadi Robbani’.
Setiap Murobbi perlu faham tujuan tarbiyah dan wasilah tarbiyah. Di dalam tafkir murobbi tidak boleh terpisah  antara matlamat dan wasilah. Ketidakfahaman ini akan menggagalkan proses tarbiyah bagi mencapai objektif terpenting tarbiyah iaitu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku adalah bertujuan untuk kita membina Super Muslim Robbaniy dan Super Da’ie Mutaharrik.

Sumber: maalimfitariq.wordpress.com/2012/06/07/abcd-tarbiyah

Tuesday, June 12, 2012

Jenazah Misteri Berusia Puluhan Tahun Tidak Reput


“Jenazah Misteri” membuatkan Tiga penggali kubur tergamam apabila menemui mayat dipercayai berusia lebih 30 tahun dalam keadaan elok dan sempurna, ketika mereka menggali liang lahad itu untuk tujuan pengebumian di Tanah Perkuburan Islam. Peristiwa ini berlaku di Kangar.

Mayat lelaki yang tidak dikenali itu ditemui sebaik sahaja mereka menggali liang lahad terbabit pada kedalaman 1.5 meter. Mayat lelaki itu bukan saja masih elok dari segi fizikal, malah kain kafan jenazah juga masih sempurna, kecuali sedikit kotor akibat diselaputi lumpur. kayu keranda yang digunakan untuk melindungi mayat sudah reput dimamah usia.

Penggali kubur tersebut berkata penemuan jenazah itu amat mengejutkan, kerana sepanjang pengetahuannya liang lahad yang digali itu memang kosong. keadaan jenazah itu tidak berbau dan masih sempurna dengan kulit serta isi yang terlekat pada tubuh jarang dilihat, apatah lagi dengan usia jenazah yang dipercayai mencecah puluhan tahun.

“Selama 30 tahun menggali kubur di sini, tetapi tidak pernah menemui kejadian sedemikian, walaupun pernah mendengar cerita mengenainya sebelum ini.”

“Sepanjang pengetahuan, mayat yang masih elok dan sempurna walaupun berusia ratusan tahun kebiasaannya milik orang alim kerana jenazah mereka dilindungi Tuhan berikutan amalan baik yang dilakukan sepanjang hayat.”

“Tergamam apabila melihat wajah serta tubuh mayat yang masih elok seperti baru meninggal dunia, ketika mengangkat mayat terbabit untuk dialihkan ke liang lahad baru, sempat melihat keadaan susuk tubuh mayat berkenaan yang berkulit sawo matang, namun tidak berani menatapnya terlalu lama, penemuan mayat berkenaan adalah suatu misteri kerana jarang dilihat walaupun oleh penggali kubur.” – kata mereka. Subhanallah….

Renungan.......

Sepuluh Golongan Yang Mayatnya Tidak Reput Dan Busuk.

Di dalam hadis Rasulullah s.a.w pernah menyebut mengenai sepuluh golongan yang mayatnya tidak reput dan tidak busuk, mereka akan bangkit dalam keadaan tubuh yang asal di waktu mati :

1. Para Nabi

2. Para Ahli Jihad

3. Para Alim Ulama’

4. Para Syuhada

5. Para Penghafal Al Quran

6. Imam atau Pemimpin yang Adil

7. Tukang Azan

8. Wanita yang mati kelahiran/beranak

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah r.a. sabda Rasulullah s.a.w.: Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah s.w.t. memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:

“Wahai Ridhwan , sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa ( ahli puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan dan buah buahan syurga.”

Maka Malaikat Ridhwan menyeru sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah s.w.t. di dalam Surah Al-Haaqqah yang bermaksud :

Masing-masing dipersilakan menikmatinya dengan dikatakan): “Makan dan minumlah kamu makanan dan minuman sebagai nikmat yang lazat dan baik kesudahannya, dengan sebab (amal-amal soleh) yang telah kamu kerjakan pada masa yang lalu (di dunia)!” (Surah Al-Haaqqah :24)

Sesungguhnya Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

“Dan (ingatlah ) Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.” (Surah Al-Baqarah: 237)

Wallahu’alam….

hasnulhadiahmad.com

Sumber: Harian Metro.




Monday, June 11, 2012

Pidato KOMPAS




Wahai saudara, wahai umat Muhammad, bangsa yang tidak kenal sejarah, pasti tidak dapat mencipta masa depan yang cerah. Dan ketahuilah wahai bangsaku, yang membangunkan Islam, yang mempertahankan Islam adalah nenek moyangmu. Bangsa Melayu! B...angsa Melayu menjadi mulia, bangsa Melayu menjadi hebat kerana ISLAM! Nahunu Qaumun A'azzanallhu bil Islam. Bukannya kita mengangkat bangsa mengatasi agama, bukan!..Tetapi kita menggunakan kekuatan bangsa untuk mendaulatkan agama! Bangun wahai Melayu bangun! Di bumi Nusantara ini, di Tanah Melayu ini,kamu yang perlu memimpin untuk mendaulatkan Islam! Syaukah, berada dibahumu! Tanggungjawab berada dipundakmu! Bangun wahai Melayu bangun!Walau rumput sudah bercambah, dahan kayu bercabang juga. Walau laut sudah terbakar, sampan Melayu belayar juga. Walaupun rumput mati terlapah, uratnya tidak mahu tenggelam. Walaupun laut menjadi darah, semangat Melayu tidak akan padam! Takbir! Biar kita berlainan parti, tetapi kita bersatu hati. Biar kita berbeza persatuan, tetapi kita tetap satu kesatuan. Kita memiliki Allah yang satu, Al-Quran yang satu, aqidah yang satu, qiblat yang satu. Mengapa kita tidak mampu untuk bersatu! Dan kesatuan kita akan terus menerus, berterusan melimpahkan rahmat kepada seluruh umat Islam.Dan masyarakat bukan Islam juga akan hidup aman sejahtera. Ingat, Melayu Sepakat Islam Berdaulat! Takkan Melayu Hilang di dunia. Takbir! Takbir! Takbir! Allahuakbar!- Saudara Badrul Sani

Saturday, June 2, 2012

Menyedari Prestasi Dakwah Kita [Siri 1]

Mei 5, 2012 oleh Ustaz Azizee Hasan

Adakah kita da’ie yang sebenarnya..?
 
Satu persoalan yang perlu kita bertanya kepada diri kita. Adakah kita ini layak digelar sebagai seorang da’ie ?.Persoalan ini penting kerana jika kita melihat realiti amal dakwah dikalangan  generasi Harakah Islamiah menghadapi sindrom kegersangan dan ketepuan amal dakwah. Hilang identiti dakwah dan operasi dakwah yang praktis kepada sasaran dakwah. Hilang zatiah ad-daiyyah yang menjadi peransang dan inspirasi amal bagi menggerak dan menjana amal dakwah.
Amat malang sekali mereka yang menyatakan diri mereka sebagai anggota harakah tetapi tidak terpamir pada diri mereka sebagai seorang du’at. Tidak mungkin seorang itu digelar da’ie semata-mata diukur pada intima’ (keanggotaan) pada mana-mana harakoh islamiah, tetapi mesti terjun ke kancah amal dakwah dan melaksanakan operasi dakwah tersebut. Barulah selayaknya digelar sebagai seorang da’ie. Dia mesti melakukan usaha dakwah secara fardi yang lahir dari zatiah dirinya menefestasi dari firman Allah di dalam Surah Yusuf ayat 108 :
108. Katakanlah (Wahai Muhammad): “Inilah jalanku, Aku dan orang-orang Yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada ugama Allah Dengan berdasarkan keterangan dan Bukti Yang jelas nyata. dan Aku menegaskan: Maha suci Allah (dari Segala iktiqad dan perbuatan syirik); dan bukanlah Aku dari golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu Yang lain.”
Kelesuan Ruh Dakwah
Seorang pendakwah dari Kuwait telah membuat kaji selidik kepada sekumpulan para du’at di sana berkaitan “ adakah kita perlu mentajdid ruh dakwah kita..? “. Maka para du’at di sana memberikan jawapan 97 % sebagai ‘Ya’. Kemudian beliau bertanya tentang tahap pelaksanaan dakwah fardiyah pula, maka jawapan yang diberikan ialah 44 % lemah dan sebahagiannya pula memberi angka 48 % sederhana.
Apakah indikator kepada kelesuan ruh dakwah tersebut ?
  1. Hilang zatiah da’iyyah dikalangan para du’at dalam melaksnakan operasi dakwah. Ada dikalangan mereka yang mempunyai senarai para mad’u tetapi berapa kali sang da’ie ini menziarahi mad’u mereka, berapa kali dia menghadiahkan buku, kaset, cakera padat, cenderamata pada setiap minggu atau setiap bulan kepada mad’unya.
  2. Tidak bertambahnya bilangan mad’u atau sasaran dakwah ke dalam sof terutama kalangan muaiyid. Aktiviti dakwah hanya terhenti kepada aktiviti kelab, persatuan dan institusi sahaja. Tidak ada zatiah da’iyyah.
  3. Interaksi dengan manusia lebih kepada hubungan sosial dan memenuhi tuntutan sosial. Memperjuangangkan agenda semasa, menangani isu-isu sosial tanpa memenuhi fasa dakwah, tuntutan dakwah, inti dan keperluan dakwah. Akhirnya urusan dakwah menjadi urusan persatuan-persatuan bukan lagi dalam bentuk tajmik dan takween.
  4. Tiada lagi aktiviti dakwah ‘ammah kepada masyarakat, tidak berjalan kafilah dakwah yang akhirnya tidak berlaku tawasul fardi, rabtul ‘aam dan dakwah fardiyah.
  5. Hilangknya peta amal dakwah secara manhaji dan berperancangan. Kalau berlaku pun adalah dari dorongan semangat individu semata-mata. Ia tidak terjadi secara susunan jama’ie dengan mengambil kira faktor marhalah dan wasilah dakwah yang sesuai untuk mad’u.
  6. Kurang perbincangan dan perhatian terhadap dialog-diaolog dakwah, lemah taujihat dakwiyah kepada para du’at untuk membincangkan permasalahan dakwah, seni dakwah, kaedah dakwah, pengalaman dalam memperkayakan metodologi dakwah.
  7. Sedikitnya para du’at yang berkecimpungan di lapangan amal dakwah di institusi umat seperti menjadi iman, khatib, pegawai agama walaupun dari kalangan yang memiliki degree bidang syariah, usuludin atau agama.
  8. Redupnya semangat mentajmik dan mentakween generasi baru dakwah. Operasi dakwah lebih berorientasikan kepada program yang tidak menghasilkan outcome dan impak pada jamaah dan umat keseluruhannya.
Sebab-sebab kelesuan dakwah
Antara punca munculnya fenomena tersebut ialah :
  1. Kesibukan dengan kerja-kerja politik dari kerja-kerja dakwah. Sembang-sembang siasi menjadi bualan utama dikalangan anggota harakah dari sembang-sembang tarbawi dan dakwi. Para du’at selesa berbincang tentang strategi politik, penyertaan di dalam kerajaan, penamaan calun pilihanraya, menjawab tekanan isu politik semasa yang menghambat mereka dari melakukan kerja-kerja mentajmik dan mentakween.
  2. Lemah mutaba’ah amal dakwah kepada ahli harokah. Instrument usrah gagal meledakkan amal dakwi dan mutabaah dakwah fardiyah. Usrah menjadi platform membincang strategi politik, perancangan program yang mengakibatkan kering nilai ruhi dan nilai dakwiy.
  3. Kelesuan semangat dakwah dan himmah dakwah dikalangan para du’at. Kesibukan para du’at dengan masalah kehidupan dan peribadi memberikan kesan kepada perjalanan dakwahnya. Urusan rumahtangga da’ie yang porak peranda dan tidak seimbang menjadi penghalang kepada kelajuan amal dakwah.
  4. Harokah Islamiah terkesan dengan gaya parti politik yang mengutamakan penampilan politik, penampilan tokoh-tokoh di media-media cetak dan media elektronik, mengeluarkan kenyataan politik di media massa. Ini akan membantutkan harokah dari menguasai medan dan menguasai massa.
  5. Lemahnya pengupayaan ahli dari sudut ilmu dan kemahiran dakwah. Ahli gagal menguasai fiqh dakwah, fiqh tajmik, fiqh takwen, fiqh dakwah fardiyah, fiqh amal a’aam, fiqh amal institusi dan sebagainya. Ini menyumbang kepada meredupnya ruh zatiah dakwiyah dalam melestarikan iklim dakwiy organisasi.
Sumber: http://maalimfitariq.wordpress.com/2012/05/05/menyedari-prestasi-dakwah-kita-siri-1/