Pages

Wednesday, October 17, 2012

Bagaimana Mendapatkan Inspirasi Setiap Hari



Penulis : Rona Binham
Selasa, 16 Oktober 2012




Anda pasti senang jika setiap hari selalu terinspirasi untuk menjadi lebih baik. Namun mendapatkan sebuah inspirasi setiap hari itu tidak mudah. Hari ini kita bisa saja punya inspirasi, tapi di hari lain kita bisa saja tidak mendapatkan inspirasi yang sama. Inilah yang coba saya bangun dalam kehidupan saya. Jadi saya berusaha melakukan suatu hal yang bisa membuat saya memiliki inspirasi setiap hari. Beberapa hal yang sudah saya lakukan, akan saya bagi buat Anda semua. Dan hal ini sudah saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari. Alhamdulillah hampir setiap hari saya selalu menemukan inspirasi positif untuk menjalani hidup yang lebih baik. Apa saja yang saya lakukan? Ini dia:

1. Membaca
Membaca buat sebagian orang mungkin sesuatu yang kurang menyenangkan. Tapi buat saya itu menjadi salah satu bagian dari gaya hidup yang saya pilih. Membaca itu bukan masalah senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, tapi lebih kepada mau atau tidak mau. Jadi kemauan itu modal utamanya, untuk menjadi orang yang gemar membaca.

Buku agama, motivasi dan pengembangan diri adalah beberapa genre buku yang paling banyak memberikan inspirasi berharga dalam keseharian hidup saya. Bukan hanya buku, saya juga suka membaca artikel yang bertajuk serupa yaitu tentang motivasi, inspirasi dan pengembangan diri. Ada beberapa blog yang sering saya kungjungi seperti motivasi-islami.com milik Rahmat ST, andriewongso.com milik Andrie Wongso, pembelajar.com milik Andrias Harefa, dan masih banyak lagi situs-situs lain baik dalam maupun luar negeri.

2. Mengajar/berbagi ilmu dengan orang lain
Saya adalah seorang pendidik, mengajar adalah salah satu aktivitas yang membuat saya belajar bahwa menjadi pendidik itu bukan hanya menyampaikan materi semata tapi ada visi lain yang lebih indah dan lebih mulia dari sekedar mentransfer ilmu pengetahuan.

Ada satu kalimat inspirasi yang melekat di dalam kepala saya, bunyinya begini "Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya." (William A. Ward ) Jadi, mengajar selain memberikan ilmu juga harus memberikan inspirasi. Hal itu jugalah yang akhirnya menginspirasi diri saya untuk terus kreatif, terus belajar dan mengembangkan potensi saya semaksimal mungkin.

Mengajar pada intinya adalah berbagi ilmu, memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan positif dan pengembangan diri ke arah yang lebih baik. Jadi, jika Anda merasa memiliki ilmu untuk dibagikan, memiliki kemauan untuk memotivasi dan menginspirasi dan mau membantu orang lain untuk melakukan suatu tindakan positif, itu artinya Anda sudah mengajar/berbagi dengan orang lain. Percayalah jika itu Anda melakukan itu, Insya Allah Anda akan mendapatkan inspirasi positif setiap hari.

3. Menulis
Menulis adalah mengikat makna, itulah satu kalimat yang membuat saya sadar bahwa diri saya adalah orang yang penuh keterbatasan. Artinya sebanyak apapun buku yang saya baca, pengetahuan yang saya miliki, keterampilan yang saya kuasai, kalau itu tidak saya ikat, maka dalam beberapa kurun waktu saya bisa lupa. Supaya tidak lupa saya harus mengikatnya. Caranya dengan menuliskan kembali apa yang saya ketahui, kemudian saya bagikan lagi kepada orang lain.
 
Saya adalah penulis bebas, yaitu penulis yang bebas mempublikasikan tulisannya di mana saja, begitulah saya menyebut diri saya. Melalui tulisan, saya juga merasa selalu mendapat inspirasi yang positif setiap harinya. Bagaimana tidak, setiap hari saya menulis. Jadi bisa saya prediksikan, setiap hari saya akan mendapatkan inspirasi untuk menjadi lebih baik lagi sekarang dan di masa yang akan datang.

4. Mencintai keluarga
Keluarga adalah salah satu inspirator terbesar dalam hidup saya untuk bisa menjadi manusia yang lebih sukses. Saya sangat mencintai keluarga saya. Ketika saya tidak semangat, mereka bisa mejadi bahan bakar yang membakar semangat saya supaya terus menggelora.

Ayah dan ibu, adalah inspirator dan motivator yang senantiasa mengingatkan saya, bahwa tanpa mereka saya bukanlah apa-apa. Dari itulah saya begitu mencintai mereka dan karena mereka saya menjadi rajin dalam segala hal. Di samping orang tua ada satu lagi tokoh sentral yang berperan dalam hidup saya yaitu mantan pacar saya, yang alhamdulillah, sekarang sudah menjadi pendamping hidup saya. Dia adalah wanita yang begitu sabar, sangat perhatian dan sangat sayang dengan suaminya. Rasanya sungguh keterlaluan jika saya tidak memberikan yang terbaik buat istri saya. Karena itulah saya senantiasa berdoa dan berusaha untuk menjadi suami terbaik baginya dan menjadi ayah untuk anak-anak yang dilahirkannya. Intinya, kecintaan saya dengan keluarga telah membuat tindakan saya menjadi lebih bermakna setiap hari.

5. Berdoa
Doa adalah pintu gerbang kesuksesan dan kebahagiaan. Tidak ada orang yang tidak butuh doa, semua butuh. Hidupku berubah tidak lepas dari doa, hidupku bahagia tidak lepas dari doa, bisa bertahan dari kondisi yang sulit dengan doa, hampir semua hal dalam hidup, bisa saya capai dengan terus berdoa.
Apakah menurut Anda ada orang sukses tanpa doa? Tidak ada, Itulah jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jadi doa adalah sebuah pengharapan yang selalu memberikan inspirasi kepada kita bahwa semua doa yang dipanjatkan dan diyakini dengan sungguh-sungguh akan dikabulkan.

6. Bergaul dengan cerdas
Kalau Anda ingin terinspirasi setiap hari, maka pilihkan pergaulan yang tepat. Ini juga yang saya lakukan setiap hari. Saya tidak  pernah melarang diri saya untuk refreshing. Tapi saya berusaha melarang diri saya untuk pergi kesuatu tempat, atau berkumpul dengan orang yang dalam hidupnya hanya untuk mencari kesenangan dan kenikmatan sesaat saja.

Demikianlah enam hal untuk mendapatkan inspirasi setiap hari yang sudah saya terapkan dalam hidup saya.

Rona Binham
Pendidik dan founder cafemotivasi.com

Monday, October 15, 2012

Arwah Ibu Lawat Jenazah Anak (Kisah Benar)



Kisah ini diceritakan oleh seorang ustaz yang bertugas memandikan mayat orang Islam di hospital. 


Lebih kurang jam 3.30 pagi, saya menerima panggilan dari Hospital Tengku Ampuan Rahimah Klang, Selangor untuk menguruskan jenazah lelaki yang sudah seminggu tidak dituntut. Di luar bilik mayat itu cukup dingin dan gelap serta sunyi dan hening.

Hanya saya dan seorang penjaga bilik tersebut yang berada dalam bilik berkenaan. Saya membuka dengan hati-hati penutup muka jenazah. Kulitnya putih, badannya kecil dan berusia awal 20-an. Allah Maha Berkuasa. Tiba-tiba saya lihat muka jenazah itu sedikit demi sedikit bertukar menjadi hitam. Mulanya saya tidak menganggap ia sebagai aneh, namun apabila semakin lama semakin hitam, hati saya mula bertanya-tanya. Saya terus menatap perubahan itu dengan teliti, sambil di hati tidak berhenti-henti membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Detik demi detik berlalu, wajah jenazah semakin hitam. Selepas lima minit berlalu, barulah ia berhenti bertukar warna. Ketika itu wajah mayat berkenaan tidak lagi putih seperti warna asalnya, tetapi hitam seperti terbakar. Saya keluar dari bilik berkenaan dan duduk termenung memikirkan kejadian aneh yang berlaku itu. Pelbagai pertanyaan timbul di kepala saya apakah yang sebenarnya telah terjadi? Siapakah pemuda itu? Mengapa wajahnya bertukar hitam? Persoalan demi persoalan muncul di fikiran saya.

Sedang saya termenung tiba-tiba saya dapati ada seorang wanita berjalan menuju ke arah saya. Satu lagi pertanyaan timbul, siapa pula wanita ini yang berjalan seorang diri di bilik mayat pada pukul 4.00 pagi. Semakin lama dia semakin hampir, dan tidak lama kemudian berdiri di hadapan saya. Dia berusia 60-an dan memakai baju kurung.

Ustaz," kata wanita itu."Saya dengar anak saya meninggal dunia dan sudah seminggu mayatnya tidak dituntut. Jadi saya nak tengok jenazahnya." kata wanita berkenaan dengan lembut.


Walaupun hati saya ada sedikit tanda tanya, namun saya membawa juga wanita itu ke tempat jenazah tersebut. Saya tarik laci 313 dan buka kain penutup wajahnya

"Betulkah ini mayat anak mak cik?"tanya saya."Mak cik rasa betul... tapi kulitnya putih."Makcik lihatlah betul-betul." kata saya. Selepas ditelitinya jenazah berkenaan,wanita itu begitu yakin yang mayat itu adalah anaknya. Saya tutup kembali kain penutup mayat dan menolak kembali lacinya ke dalam dan membawa wanita itu keluar dari bilik mayat. Tiba di luar saya bertanya kepadanya.

"Mak cik, ceritakanlah kepada saya apa sebenarnya yang berlaku sampai wajah anak mak cik bertukar jadi hitam?" tanya saya.Wanita itu tidak mahu menjawab sebaliknya menangis teresak-esak.Saya ulangi pertanyaan tetapi ia masih enggan menjawab.Dia seperti menyembunyikan sesuatu."Baiklah, kalau mak cik tidak mahu beritahu,saya tak mahu uruskan jenazah anak mak cik ini. "kata saya untuk menggertaknya.

Bila saya berkata demikian, barulah wanita itu membuka mulutnya.Sambil mengesat airmata, dia berkata,"Ustaz, anak saya ni memang baik,patuh dan taat kepada saya.Jika dikejutkan di waktu malam atau pagi supaya buat sesuatu kerja,dia akan bangun dan buat kerja itu tanpa membantah sepatahpun.Dia memang anak yang baik.Tapi..." tambah wanita itu lagi "apabila makcik kejutkan dia untuk bangun sembahyang,Subuh misalnya, dia mengamuk marahkan mak cik.Kejutlah dia, suruhlah dia pergi ke kedai,dalam hujan lebat pun dia akan pergi, tapi kalau dikejutkan supaya bangun sembahyang,anak makcik ini akan terus naik angin.Itulah yang mak cik kesalkan." kata wanita tersebut.

Jawapannya itu memeranjatkan saya.Teringat saya kepada hadis nabi bahawa barang siapa yang tidak sembahyang,maka akan ditarik cahaya iman dari wajahnya.Mungkin itulah yang berlaku.Wajah pemuda itu bukan sahaja ditarik cahaya keimanannya,malah diaibkan dengan warna yang hitam.

Selepas menceritakan perangai anaknya,wanita tersebut meminta diri untuk pulang.Dia berjalan dengan pantas dan hilang dalam persekitaran yang gelap.Kemudian saya pun memandikan, mengapankan dan menyembahyangkannya.

Selesai urusan itu, saya kembali ke rumah semula.Saya perlu balik secepat mungkin kerana perlu bertugas keesokan harinya sebagai imam di Masjid Sultan Sallehuddin Abdul Aziz Shah, Shah Alam.Selang dua tiga hari kemudian, entah kenapa hati saya begitu tergerak untuk menghubungi waris mayat pemuda tersebut. Melalui nombor telefon yang diberikan oleh Hospital Tengku Ampuan Rahimah,saya hubungi saudara Allahyarham yang agak jauh pertalian persaudaraannya.

Selepas memperkenalkan diri, saya berkata,"Encik, kenapa encik biarkan orang tua itu datang ke hospital seorang diri di pagi-pagi hari.Rasanya lebih elok kalau encik dan keluarga encik yang datang sebab encik tinggal di Kuala Lumpur lebih dekat dengan Klang."Pertanyaan saya itu menyebabkan dia terkejut,"Orang tua mana pula?" katanya.

Saya ceritakan tentang wanita berkenaan, tentang bentuk badannya,wajahnya, tuturannya serta pakaiannya."Kalau wanita itu yang ustaz katakan,perempuan itu adalah emaknya, tapi.... emaknya dah meninggal lima tahun lalu!"Saya terpaku, tidak tahu apa yang hendak dikatakan lagi.Jadi 'apakah' yang datang menemui saya pagi itu?

Walau siapa pun wanita itu dalam erti kata sebenarnya,saya yakin ia adalah 'sesuatu' yang Allah turunkan untuk memberitahu kita apa yang sebenarnya telah berlaku hingga menyebabkan wajah pemuda berkenaan bertukar hitam.Peristiwa tersebut telah terjadi lebih setahun lalu, tapi masih segar dalam ingatan saya.Ia mengingatkan saya kepada sebuah hadis nabi,yang bermaksud bahawa jika seseorang itu meninggalkan sembahyang satu waktu dengan sengaja,dia akan ditempatkan di neraka selama 80,000 tahun.Bayangkanlah seksaan yang akan dilalui kerana satu hari di akhirat bersamaan dengan seribu tahun di dunia.
Kalau 80,000 tahun?

Ingatlah..azab meninggalkan solat fardhu ini amat dahsyat dan tidak putus-putus seksaannya dari kehidupan dunia hinggalah kehidupan akhirat..Semoga kita semua mengambil iktibar dari cerita ini dan menjadi orang yang sentiasa menjaga solat,InsyaAllah.. -via Islam Iman Ihsan


Sumber:  Bercinta Selepas Nikah..... facebook

Friday, October 12, 2012

Gambar-gambar di facebook.


Facebook merupakan laman sosial kegilaan ramai buat masa kini. Cukup aneh untuk berjumpa dengan seseorang yang tidak mempunyai sekurang-kurangnya sebuah akaun facebook. Namun di sebalik penggunaan facebook ini, tanpa kita sedari pelbagai dosa berlaku di kalangan pengguna.
Ustaz Zaharudin ada mengulas mengenai dosa-dosa & facebook, bagaimanapun saya ingin menfokuskan pada salah satu point yang diberi beliau iaitu 'terlebih gambar'. Sikap suka menunjuk-nunjuk gambar boleh dikaitkan dengan tabarruj, iaitu suatu dosa yang dianggap remeh oleh masyarakat kita. Apakah itu tabarruj? Suatu persoalan yang perlu dihurai lanjut.

TABARRUJ ialah mendedahkan kecantikan rupa paras sama ada kecantikan itu di bahagian muka atau di anggota-anggota badan yang lain. Al-Bukhari rahmatullah 'alaihi ada berkata:
“tabarruj, iaitu seorang wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa parasnya”.

Untuk menjaga masyarakat daripada bahaya pendedahan ‘aurat dan disamping menjaga kehormatan wanita dari sebarang pencerobohan, maka dengan yang demikian Allah melarang setiap wanita yang berakal lagi telah baligh dari bertabarruj. Allah s.w.t telah berfirman dalam surah an-Nur ayat 31 yang bermaksud:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang bisa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang ‘aurat wanita. Dan jangalah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”


Dengan ini jelas bahawa sebarang corak perhiasan di anggota badan atau di pakaian, adalah boleh membawa fitnah. Dengan inilah Allah melarang bermake-up. Larangan seperti ini hanya sanggup ditaati oleh wanita-wanita yang beriman sahaja kerana takut kepada kemurkaan Allah dan seksaan dari-NYA. Berikut pula mari kita renungi firman Allah khasnya yang ditujukan kepada isteri-isteri Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
“Hai isteri-isteri Nabi(a.s), kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kau bertaqwa. Kerana itu janganlah kamu terlalu lunak dalam bicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada perasaan serong di dalam hatinya, tetapi ucaplah perkataan yang baik.” (Al-ahzab: 32)

Daripada ayat ini dapatlah difahamkan bahawa suara lemah lembut adalah sebahagian daripada ‘aurat wanita juga.Kembali lagi kita kepada jenis alat-alat make-up. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:

“Andainya wanita keluar dari rumah serta memakai bau-bauan, maka dia sudah dianggap melakukan perzinaan”
Penggunaan wangi-wangian sembur atau jenis jenis bauan bagi kaum wanita diwaktu keluar dari rumah adalah dilarang, kerana syari’at Islam, apabila melarang perzinaan, maka segala sumber-sumber dan cirri-ciri yang membawa kepada perbuatan keji tadi semuanya juga dilarang.

Ummu salamah ada menceritakan, maksudnya begini:
“ Asma’ binti Abu Bakar telah menziarahi Rasulullah s.a.w pada suatu hari dengan pakaian yang nipis. Lantas Rasulullah.s.a.w menasihatinya dengan bersabda yang maksudnya :“ Wahai Asma’, sesungguhnya seseorang gadis yang telah berhaidh (baligh), tidak harus baginya menzahirkan anggota badan, kecuali ini dan ini.” Ketika itu, Rasulullah s.a.w mengisyaratkan kepada muka dan kedua tapak tangan.


Sekarang kita khususkan konsep tabarruj ke dalam penggunaan facebook. Jenguklah sebentar ke laman facebook dan lihatlah bertapa ramai muslimah tanpa segan silu meletakkan gambar-gambar memperlihatkan kecantikan masing-masing dengan pelbagai aksi. Macam-macam gaya ditunjukkan, ada yang menunjukkan peace, ada yang membeliakkan mata, memuncungkan mulut dan sebagainya. Apabila bila ditanya apakah motif memperlihatkan gambar sedemikian rupa? Rata-rata akan menjawab sekadar berkongsi kegembiraan, pengalaman dan sebagainya. Namun tidakkah dapat kita berfikir sejenak, memperlihatkan gambar tersebut boleh mendatangkan pelbagai respon dan persepsi ramai. Terutamanya kepada kaum berlawanan, gambar tersebut dapat mendatangkan keghairahan. Jikalah kaum hawa mengetahui apakah kaum adam berkata sesama sendiri mengenai gambar tersebut, nescaya mereka tidak akan meletak gambar sedemikian rupa lagi!


Islam merupakan agama yang menghendaki kita bersederhana. Janganlah berlebih-lebihan meletak gambar, seolah-olah saling berlawan siapakah memiliki paling banyak gambar. Jika tersangat beringinan untuk menunjukkan wajah diri sebagai pengenalan diri, cukuplah sekadar meletak satu gambar dengan syarat gambar tersebut tanpa aksi-aksi tertentu yang mampu menarik perhatian orang luar. Mudah-mudahan kita mampu melawat sifat ingin menunjuk-nunjuk ini. Nah... mulalah berubah. Anda mampu untuk mengatasi penyakit ini!

Wednesday, October 10, 2012

Hasil Pena Buya Hamka

Di atas runtuhan Melaka
Lama penyair termenung seorang diri
ingat Melayu kala jayanya
pusat kebesaran nenek bahari

Di sini dahulu laksamana Hang Tuah
satria moyang Melayu sejati
jaya perkasa gagah dan mewah
"tidak Melayu hilang di bumi"

Di sini dahulu payung berkembang
megah bendahara Seri Maharaja
bendahara cerdik tumpuan dagang
lubuk budi laut bicara

Pun banyak pula penjual negeri
mengharap emas perak bertimba
untuk keuntungan diri sendiri
biarlah bangsa menjadi hamba

Inilah sebab bangsaku jatuh
baik dahulu atau sekarang
inilah sebabnya kakinya lumpuh
menjadi budak jajahan orang

Sakitnya bangsaku bukan di luar
tapi terhunjam di dalam nyawa
walau diubat walau ditawar
semangat hancur apakan daya

Janji Tuhan sudah tajalli
mulialah umat yang teguh iman
Allah tak pernah mungkir janji
tarikh riwayat jadi pedoman

malang mujur nasibnya bangsa
turun dan naik silih berganti
terhenyak lemah naik perkasa
tergantung atas usaha sendiri

Riwayat lama tutuplah sudah
sekarang buka lembaran baru
baik hentikan termenung gundah
apalah guna lama terharu

Bangunlah kekasih ku umat Melayu
belahan asal satu turunan
bercampur darah dari dahulu
persamaan nasib jadi kenangan

Semangat yang lemah buanglah jauh
jiwa yang kecil segera besarkan
yakin percaya iman pun teguh
zaman hadapan penuh harapan

Almarhum,
Buya Hamka (1908-1981)
 
Sumber : Facebook
Liked · September 17

Monday, October 8, 2012

Re-Orientasi Fiqh Dakwah



Kalimah ‘ad-dakwah’ dijustifikasikan kepada kerja-kerja mengajak manusia kepada jalan Allah. Manakala mereka yang bekerja di jalan dakwah digelar sebagai da’ie. Kerja dakwah pula wajib dari sudut tuntutan syarak dan bertujuan memenuhi keperluan masyarakat. Usaha dakwah tidak terhenti kepada usaha mengajak tetapi perlu menterjemahkan makna dakwah dalam bentuk praktikal dan membumi di bumi realiti.

Realitinya para du’at amat berhajat kepada mengungkapkan semula takrifan dakwah di dalam konteks istilah fiqh dakwah. Fiqh dakwah ialah: “dan intipatinyasatu bentuk kefahaman dan penguasaan yang mendalam terhadap subjek dakwah Islam, hakikat, cara ’.

Ia menjelaskan bahawa orang yang bekerja untuk dakwah bukan bekerja untuk mengulang-ulang teori amal islami dalam pelbagai dimensinya yang berbeza dari sudut tarbiyah, sudut takhtit dan tanzhim dengan ungkapan kalimat-kalimat retorik tetapi menterjemahkannya ke dalam realiti yang dapat dirasai, memberikan dorongan secara langsung, pengembangan amal secara praktikal dan pemerolehan amal secara efektif.

Dalam erti kata lain seorang daie yang memiliki fiqh dakwah ialah :
1. Orang yang memahami bahawa amal islami bukan mengumpul informasi demi informasi semata-mata tetapi ia adalah menyiapkan setiap akh itu untuk memaksimakan keupayaan pemikiran dan fizikalnya serta menyumbang segala material dan usahanya selari dengan perancangan dakwah bagi mencapai objektif dakwah tersebut.

2. Orang yang memahami tabiat, peranan, tanggungjawab dan marhalah dakwah dengan kefahaman yang jelas dan mendalam.

3. Orang yang memiliki pemikiran yang bukan bersifat teorikal tanpa ada hubung kait dengan waqi’ dakwah dan permasalahan-permasalahan dakwah tetapi ia satu bentuk pemikiran yang bersifat praktikal yang dapat memberikan penyelesaian secara amali dan realistik. Bahkan ia merupakan satu fiqh yang mampu memberikan daya tolakan zatiah untuk menggerakkan akh ad-daie untuk bergerak dengan proaktif dan terlibat di dalam mengatasi isu-isu dakwah di medan amali dan pelaksanaan.

4. Fiqh dakwah ini menjadikan para du’at bergerak bersama kafilah dakwahnya dengan satu perasaan yang merasai kesyumulan dakwah. Ia mengesani semua aspek dan sudut umat samada perkara ruhiyah, siasah, tandhim dan keilmuan tanpa ada pemisahan antara satu sama lain.

5. Ia juga bermaksud bahawa seorang da’ie perlu mengikat kehidupan hariannya, saudara-saudaranya dan halatuju pemikiran mereka dengan objektif dan matlamat dakwah. Ia berputar dan berlegar di atas putaran dan kitaran orbit dakwah ke mana dakwah itu berputar.

6. Ia juga bermaksud seorang daie itu menumpukan fokus segala usahanya, memberikan perhatian kepada ikhwahnya untuk melakukan amal islami dengan cara yang paling terbaik dan mantap. Amal islami yang terbaik itu terhasil dari tarbiyah ruhiyah dan tarbiyah akhlaqiah yang mendalam, kesedaran siasah yang cukup matang dan pemikiran Islam yang tulen jauh dari segala kekeliruan.

Dengan kata lain fiqh dakwah ini akan menjadikannya pembela dakwah, segera menghapuskan segala kalimat yang keluar dari bibir-bibir manusia yang cuba untuk melemahkan semangat dakwah.

Para salafussoleh cukup faham dan arif perkara ini sebagaimana kisah yang terjadi pada salah seorang tentera Khalid al-Walid semasa pembukaan Kota Syam. Tentera itu berkata: “Alangkah ramainya bilangan tentera musyrikin dan sedikitnya bilangan tentera umat Islam..”

Mendengar kata-kata tersebut, lantas Khalid menjadi marah kerana dia faham kalimah ini mengundang rasa lemah semangat kepada tentera Islam. Maka Khalid pun berteriak, katanya:

“Sesungguhnya bilangan tentera akan semakin ramai dengan pertolongan dari Allah dan bilangan akan berkurang dengan adanya perasaan lemah semangat.. bukan dengan kuantiti para tentera..”

Justeru fiqh dakwah ialah fiqh yang mampu menggerak dan menterjemahkan amal ke medan sebenar, yang mampu memberikan solusi-solusi dan memimpin perubahan kepada umat… dakwah yang memindahkan medan bercakap dan retorik kepada medan amal dan bertindak… medan membina institusi-institusi dan wadah-wadah amal yang menangani dan menyelesaikan isu-isu umat.


Ustaz Mohd Azizee bin Hasan,
Sumber: http://www.ismaweb.net/v4/2012/09/re-orientasi-fiqh-dakwah/


Monday, October 1, 2012

20 Cara Menguatkan Iman Anda

Oleh: Mochamad Bugi


Kirim Print
Siswa SMA Shalat Dzuhurdakwatuna.com - “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Ali Imran: 102)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang denan (menggunakan) nama-Nya kami saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1)
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.”

Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa. Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.

Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., kita celaka. Rasulullah saw. bersabda, “Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai kelemahan. Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa.” (Ahmad)

Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati –dalam bahasa Arab qalban—selalu berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. berkata, “Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik.” (Ahmad dalam Shahihul Jami’ no. 2365)

Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam ketaatan. “Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (Muslim no. 2654)

Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.” (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)

Bagaimana cara memperbaharui iman? Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut.

1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran

Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra’: 82).

Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, “Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur’an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.”

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Al-Qur’an dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.

Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma’ul husna). Dialah Al-’Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth’ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Az-Zumar: 67)

3. Carilah ilmu syar’i

Sebab, Al-Qur’an berkata, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.

Allah berfirman, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.

4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Hanzhalah menjawab, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, “Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.”

Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. “Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat,” begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Qur’an, membaca hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.

5. Perbanyaklah amal shalih

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.” (Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Al-Hadid: 21)

Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya.” (Shahih Bukhari no. 6137)

6. Lakukan berbagai macam ibadah

Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.

Puasa membuat kita khusyu’ dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Shalat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.

Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah baik.’ Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah.” (Bukhari no. 1798)

7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su’ul khatimah

Rasa takut su’ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab su’ul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.

8. Banyak-banyaklah ingat mati

Rasulullah saw. bersabda, “Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (Shahihul Jami’ no. 4584)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (Tirmidzi no. 230)

Mengingat-ingat mati bisa mendorong kita untuk menghindari diri dari berbuat durhaka kepada Allah; dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, “Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat.” (Shahihul Jami’ no. 4109)

Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rusak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.

Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.

9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat

Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqi’ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadits-hadits Rasulullah saw.

Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafa’at Rasulullah saw., hisab, pahala, qishas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di surga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.

10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam

Aisyah pernah berkata, “Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka gembira karena berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu.” Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada adzab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diadzab dikarenakan angin, dan ada suatu kaum yang melihat adzab seraya berkata, ‘Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami’.” (Muslim no. 899)

Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, “Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut karena gerhana itu merupakan tanda kiamat.”

11. Berdzikirlah yang banyak

Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kuburan sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak bisa kembali. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. “Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa.” (Al-Kahfi: 24) “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lha hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’d: 28)

Ibnu Qayim berkata, “Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak bisa mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah.”

12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya

Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., “Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (Muslim no. 428)

Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.

13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk

Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.

Allah swt. berfirman, “Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka adzab yang telah dijanjikan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” (Asy-Syu’ara: 205-207)

“Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari.” (Yunus: 45)

14. Memikirkan kehinaan dunia

Hati seseorang tergantung pada isi kepalanya. Apa yang dipikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali Imran)

Karena itu pikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., “Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu bisa dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia.” (Thabrani)

Dengan memikirkan bahwa dunia hanya seperti itu, pikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.

15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah

“Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

“Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabb-nya.” (Al-Hajj: 30)

Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; tempat-tempat suci (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan waktu-waktu tertentu seperti bulan-bulan haram.

Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., “Jauhilah dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu bisa berhimpun pada diri seseornag hingga ia bisa membinasakan dirinya.”

16. Menguatkan sikap al-wala’ wal-bara’

Al-wala’ adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.

Memurnikan loyalitas hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang beriman adalah hal yang bisa menghidupkan iman di dalam hati kita.

17. Bersikap tawadhu

Rasulullah saw. bersabda, “Merendahkan diri termasuk bagian dari iman.” (Ibnu Majah no. 4118)

Rasulullah juga berkata, “Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya.” (Tirmidzi no. 2481)

Maka tak heran jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf –sahabat yang kaya—tidak beda dengan yang dikenakan para budak yang dimilikinya.

18. Perbanyak amalan hati

Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan ridha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara’, dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)

19. Sering menghisab diri

Allah berfirman, “Hai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)

Umar bin Khattab r.a. berwasiat, “Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab.” Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat ampunan dan surga dari Allah swt.? Sungguh ini sarana yang efektif untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.

20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman

Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, “Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.”

Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu.


Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/20-cara-menguatkan-iman-anda/

Jais Serbu Kubu Syiah