Jika
kita berfikir dalam keraguan atau kegalauan, maka anda akan gagal.
Sebaliknya jika kita berfikir dengan tenang dan penuh dengan keyakinan
maka anda akan menang. Kenapa ? Karena jika hati dan fikiran kita sangsi
dan tidak percaya, maka akan muncul alasan-alasan yang membenarkan
keraguan itu sendiri. Manusialah yang memproduksi fikiran-fikirannya itu
sendiri. Percayalah dengan keyakinan atau iman dan takwa serta
menghiasi diri dengan desah dan nafas menyebut nama “Allah” maka akan
menjadikan ketenangan jiwa yang akhirnya menuju keberhasilan atau
kemenangan.
Seorang ulama besar Hujjatul Islam Imam Abu Hamid
bin Muhammad Al-Ghazali dalam kitab “Ihya ‘Ulumuddin” dan “Bidayatul
Hidayah” menganjurkan agar menggunakan setiap kesempatan terutama
setelah sholat ataupun pada malam hari supaya diisi dengan takarrub
kepada Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
memanjatkan puja dan puji atas Asma-Nya untuk kepentingan akherat. Semua
doa atau dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi
wa sallam beserta sahabat-sahabatnya dianjurkan dibaca berulang-ulang
agar mempengaruhi terhadap ketenangan jiwa. Karena yang sedikit dengan
dilakukan secara terus menerus adalah lebih baik dan utama serta dapat
mempengaruhi hati daripada membaca berulang-ulang yang jumlahnya banyak
dan terputus-putus. Hujjatul Islam Imam Abu Hamid bin Muhammad
Al-Ghazali mengatakan, “Yang sedikit terus menerus itu adalah umpama
titik titik air yang menitik ke atas bumi secara terus menerus, lama
kelamaan mendatangkan suatu lubang kecil pada bumi. Dan juga bila
titik-titik air itu jatuh ke atas batu. Air banyak yang berpisah-pisah
dalam waktu yang berjauhan, tidaklah menimbulkan bekas yang nyata. Maka
sepuluh inilah kalimat-kalimat yang apabila diulang-ulang tiap-tiap
kalimat sepuluh kali, maka jadilah seratus kali. Untuk itu, akan lebih
afdhal daripada mengulang-ulangi suatu dzikir seratus kali, karena
tiap-tiap kalimat tersebut mempunyai kelebihan atas kesadaran dan
kelezatan. Dan bagi jiwa, dalam berpindah dari kalimat ke kalimat
mempunyai ketenangan dan keamanan dari kemalasan”.
Ada sepuluh
kalimat puja dan puji serta doa untuk menenangkan jiwa yang
masing-masing dibaca atau diwiridkan sebanyak sepuluh kali adalah :
• Pertama membaca “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu,
lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu,
wa huwa ‘alaa kulli syai’in qodiir” (Tiada Tuhan yang disembah, selain
Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan
bagi-Nya segala pujian. Ia Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Dia
yang hidup tiada Mati. Di tangan-Nya kebajikan. Dan Dia Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu).
• Kedua membaca “Subhaanallaahi wal hamdu
lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, wa laa haula walaa
quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhim” (Maha Suci Allah, segala pujian
bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar dan tiada daya
upaya, dan tiada kekuatan melainkan dengan Allah Yang Maha Tinggi dan
Maha Agung)
• Ketiga membaca “Subbuuhun qudduusun robbul
malaa’ikati war ruuh” (Allah Maha Suci, Maha Quddus, Tuhan bagi segala
Malaikat dan nyawa).
• Keempat membaca “Subhaanallaahil ‘azhiimi wa bihamdih” (Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan pujian kepada-Nya).
• Kelima membaca “Astaghfirullaahal ‘azhiim, al ladzii laa illaaha
illaa huwal hayyul qoyyuumu wa as’aluhut taubah” (Aku minta ampun pada
Allah Yang Maha Agung, yang tiada disembah selain Dia, Yang Hidup, Yang
berdiri sendiri dan bermohon taubat kepada-Nya).
• Keenam
membaca “Allaahumma laa maani’a lima a’thoita, wa laa mu’thiya lima
mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd” (Wahai Allah Tuhanku !
Tiada yang melarang akan apa yang Engkau berikan, tiada yang memberi
akan apa yang Engkau larang. Dan tiada bermanfa’at orang yang mempunyai
kesungguhan daripada Engkau oleh kesungguhannya).
• Ketujuh
membaca “Laa ilaaha illallaahul malikul haqqul mubiin” (Tiada yang
disembah, selain Allah, yang menguasai yang Maha Benar, yang Maha
menjelaskan segala sesuatu).
• Kedelapan membaca “Bismillaahil
ladzii laa yadhurru ma’asmihi syai’un fir ardhi wa laa fis samaa’I wa
huwas samii’ul ‘aliim” (Dengan nama Allah yang tiada memberi kemelaratan
sesuatu atas nama-Nya, di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar,
lagi Maha Mengetahui).
• Kesembilan membaca “Allaahumma sholli
‘alaa Muhammad, ‘abdika wa nabiyyika wa rosuulikan nabiyyil ummiyyi wa
‘alaa ‘aalihii wa shohbihii wa sallim” (Wahai Allah Tuhanku !
Anugerahilah rahmat dan kesejahteraan kepada Muhammad, hamba-Mu dan
Rosul-Mu, Nabi yang ummi (tidak tahu tulis-baca), kepada kaum
keluarganya dan sahabat-sahabatnya).
• Kesepuluh membaca
“A’uudzu billaahis samii’il ‘aliimi minasy syaithoonir rojiimi robbii.
A’uudzu bika min hamazaatisy syayaathiini, wa a’uudzu bika robbii an
yahdhuruun” (Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, lagi Maha
Mengetahui daripada syaitan yang terkutuk. Wahai Tuhanku ! Aku
berlindung dengan Engkau dari gangguan-gangguan syaitan. Dan aku
berlindung dengan Engkau, wahai Tuhanku! Daripada syaitan-syaitan itu
dating kepadaku).
Apabila anda merasakan atau melihat bahwa doa
atau dzikir anda makbul (dikabulkan Allah), maka ucapkanlah “Alhamdu
lillaahil ladzii bi’izzatihi wa jalaalihi tatimmush shoolihaat” (Segala
puji bagi Allah, dimana dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, sempurnalah
segala yang baik-baik). (SK 20052013)
Sumber: Laman fb Mualaf Indonesia.
Seorang ulama besar Hujjatul Islam Imam Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali dalam kitab “Ihya ‘Ulumuddin” dan “Bidayatul Hidayah” menganjurkan agar menggunakan setiap kesempatan terutama setelah sholat ataupun pada malam hari supaya diisi dengan takarrub kepada Dzat Yang Maha Suci yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan memanjatkan puja dan puji atas Asma-Nya untuk kepentingan akherat. Semua doa atau dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam beserta sahabat-sahabatnya dianjurkan dibaca berulang-ulang agar mempengaruhi terhadap ketenangan jiwa. Karena yang sedikit dengan dilakukan secara terus menerus adalah lebih baik dan utama serta dapat mempengaruhi hati daripada membaca berulang-ulang yang jumlahnya banyak dan terputus-putus. Hujjatul Islam Imam Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali mengatakan, “Yang sedikit terus menerus itu adalah umpama titik titik air yang menitik ke atas bumi secara terus menerus, lama kelamaan mendatangkan suatu lubang kecil pada bumi. Dan juga bila titik-titik air itu jatuh ke atas batu. Air banyak yang berpisah-pisah dalam waktu yang berjauhan, tidaklah menimbulkan bekas yang nyata. Maka sepuluh inilah kalimat-kalimat yang apabila diulang-ulang tiap-tiap kalimat sepuluh kali, maka jadilah seratus kali. Untuk itu, akan lebih afdhal daripada mengulang-ulangi suatu dzikir seratus kali, karena tiap-tiap kalimat tersebut mempunyai kelebihan atas kesadaran dan kelezatan. Dan bagi jiwa, dalam berpindah dari kalimat ke kalimat mempunyai ketenangan dan keamanan dari kemalasan”.
Ada sepuluh kalimat puja dan puji serta doa untuk menenangkan jiwa yang masing-masing dibaca atau diwiridkan sebanyak sepuluh kali adalah :
• Pertama membaca “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qodiir” (Tiada Tuhan yang disembah, selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Ia Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Dia yang hidup tiada Mati. Di tangan-Nya kebajikan. Dan Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu).
• Kedua membaca “Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, wa laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhim” (Maha Suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar dan tiada daya upaya, dan tiada kekuatan melainkan dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung)
• Ketiga membaca “Subbuuhun qudduusun robbul malaa’ikati war ruuh” (Allah Maha Suci, Maha Quddus, Tuhan bagi segala Malaikat dan nyawa).
• Keempat membaca “Subhaanallaahil ‘azhiimi wa bihamdih” (Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan pujian kepada-Nya).
• Kelima membaca “Astaghfirullaahal ‘azhiim, al ladzii laa illaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa as’aluhut taubah” (Aku minta ampun pada Allah Yang Maha Agung, yang tiada disembah selain Dia, Yang Hidup, Yang berdiri sendiri dan bermohon taubat kepada-Nya).
• Keenam membaca “Allaahumma laa maani’a lima a’thoita, wa laa mu’thiya lima mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd” (Wahai Allah Tuhanku ! Tiada yang melarang akan apa yang Engkau berikan, tiada yang memberi akan apa yang Engkau larang. Dan tiada bermanfa’at orang yang mempunyai kesungguhan daripada Engkau oleh kesungguhannya).
• Ketujuh membaca “Laa ilaaha illallaahul malikul haqqul mubiin” (Tiada yang disembah, selain Allah, yang menguasai yang Maha Benar, yang Maha menjelaskan segala sesuatu).
• Kedelapan membaca “Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma’asmihi syai’un fir ardhi wa laa fis samaa’I wa huwas samii’ul ‘aliim” (Dengan nama Allah yang tiada memberi kemelaratan sesuatu atas nama-Nya, di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui).
• Kesembilan membaca “Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad, ‘abdika wa nabiyyika wa rosuulikan nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa shohbihii wa sallim” (Wahai Allah Tuhanku ! Anugerahilah rahmat dan kesejahteraan kepada Muhammad, hamba-Mu dan Rosul-Mu, Nabi yang ummi (tidak tahu tulis-baca), kepada kaum keluarganya dan sahabat-sahabatnya).
• Kesepuluh membaca “A’uudzu billaahis samii’il ‘aliimi minasy syaithoonir rojiimi robbii. A’uudzu bika min hamazaatisy syayaathiini, wa a’uudzu bika robbii an yahdhuruun” (Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui daripada syaitan yang terkutuk. Wahai Tuhanku ! Aku berlindung dengan Engkau dari gangguan-gangguan syaitan. Dan aku berlindung dengan Engkau, wahai Tuhanku! Daripada syaitan-syaitan itu dating kepadaku).
Apabila anda merasakan atau melihat bahwa doa atau dzikir anda makbul (dikabulkan Allah), maka ucapkanlah “Alhamdu lillaahil ladzii bi’izzatihi wa jalaalihi tatimmush shoolihaat” (Segala puji bagi Allah, dimana dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, sempurnalah segala yang baik-baik). (SK 20052013)
No comments:
Post a Comment