“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [Ali ‘Imran 190]
Saturday, December 11, 2010
Ketenangan Jiwa, sambungan.........
Orang beriman lebih berhak merasakan ketenangan jiwa dan ketenteraman hati. Ini adalah kerana mereka menempuh jalan hidup yang sesuai dengan fitrah (kemanusiaan) yang di tanamkan Tuhan dalam jiwa manusia.
Fitrah manusia hanya dapat dipuaskan dengan mengetahui Allah, beriman dan menghadapkan tujuan kepadaNya. Di situ baru dia mengenal akan dirinya, mengetahui tujuan perjalanan hidupnya, mengetahui tugas dan kewajipan terhadap Tuhan yang menciptakannya.
Seseorang yang tidak mengenal Tuhannya, dan tidak mengenal akan dirinya sendiri, tidak akan dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang sebenarnya.
Kadang-kadang fitrah manusia ini ditutupi oleh karat syubhat dan debu syahwat, tunduk kepada kehendak nafsu, terpengaruh dengan amalan nenek moyang yang bercanggah dengan Islam dan sebagainya. Ini menyebabkan fitrah tadi menjadi lemah dan tidak merasakan keperluan untuk berhubung dengan Allah.
Bukti bahawa fitrah tadi masih ada ialah apabila seseorang itu ditimpa cobaan hidup, yang tidak ada orang lain dapat menyelamatkannya. Ketika itu barulah dia ingat kepada Allah, dan berdoa kepadaNya.
Firman Allah dalam surah al-Isra’ ayat 67; “Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, maka lenyaplah dari ingatanmu apa yang kamu puja selain Allah.”
Kesimpulannya, manusia tidak boleh hidup tanpa mempunyai kepercayaan, mempercayai Tuhan yang dibesar dan dimuliakan, ditakuti dan ditumpahkan harapan kepadaNya. Siapa yang menyembah Allah, dia tidak akan memuja dan tunduk kepada selain Allah. Dengan demikian, kehidupannya sejalan dengan fitrah kemanusiaan yang ditanamkan Tuhan ke dalam jiwanya dan dengan yang demikian dia akan memperolehi ketenangan dan ketenteraman dalam hidupnya. Wallahua'lam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment